Kelahiran anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. POKROL - Kementerian Lingku...
Kelahiran anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. |
POKROL - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mengumumkan kelahiran dua badak jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarest 1822) di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten, pada hari Minggu untuk menandai peringatan Hari Konservasi Alam Nasional tahun ini.
Bayi badak jantan diberi nama "Luther", sedangkan bayi badak betina dinamai "Helen", kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Kelahiran pasangan badak ini mengungkapkan bahwa habitat alami mamalia yang terancam punah di taman nasional tersebut ternyata masih terjaga dengan baik, katanya, seraya menambahkan bahwa tahun lalu, empat bayi badak jawa telah lahir di kawasan taman nasional tersebut.
Kelahiran badak bercula satu ini juga mengungkapkan bahwa populasi spesies ini terus meningkat dan memberikan harapan bagi upaya konservasi badak jawa yang berhasil, kata Wiratno.
Kondisi kehidupan Luther dan Helen ini justru diketahui dari 93 kamera video yang dipasang otoritas Taman Nasional Ujung Kulon untuk memantau pasangan badak tersebut dari Maret hingga Agustus, katanya.
Ketersediaan pangan badak jawa di kawasan taman nasional lindung sudah lebih dari cukup, imbuhnya.
Hingga Agustus 2020, total populasi badak jawa di Indonesia telah mencapai 74 individu yang terdiri dari 40 jantan dan 34 betina, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selama puluhan tahun, Indonesia berupaya melestarikan spesies badaknya. Alhasil, populasi badak jawa bercula satu dan badak sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) diyakini mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan selama beberapa tahun terakhir.
Badak Jawa dan Sumatera merupakan dua dari hanya lima jenis badak yang bertahan hidup secara global.
Tiga spesies lainnya adalah Badak India, yang dapat ditemukan di Nepal, India dan Bhutan; Badak Putih, umumnya ditemukan di Botswana, Pantai Gading, Kongo, Kenya, Namibia, Afrika Selatan, Swaziland, Zambia, dan Zimbabwe; dan Badak Hitam di Cameron, Kenya, Afrika Selatan, Tanzania, Namibia, Ethiopia, Rwanda, Swaziland, Zimbabwe, Zambia dan Botswana.
Badak Jawa pernah hidup dari Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan kemungkinan China bagian selatan melalui Semenanjung Malaya hingga pulau Jawa di Indonesia. Tapi, dimulai pada pertengahan abad ke-19, spesies ini punah dari sebagian besar rentang sejarahnya.
Sejak tahun 2010, dua subspesies badak, yaitu Badak Hitam Bagian Barat (Diceros bicornis longipes) di Kamerun dan Badak Jawa Indochina (Rhinoceros sondaicus annamiticu) di Vietnam juga telah punah.
Badak Jawa saat ini hanya ditemukan di daerah terpencil di Taman Nasional Ujung Kulon (Pandeglang, Provinsi Banten), di ujung paling barat Pulau Jawa. (Ant)
Tidak ada komentar
Thank you for your kind comment, we really appreciate it.