Aparat dan masyarakat sekitar Pantai Kuta membersihkan sampah laut tahunan yang mencapai 30 ton. POKROL - Warga Badung, Bali, mengawali h...
Aparat dan masyarakat sekitar Pantai Kuta membersihkan sampah laut tahunan yang mencapai 30 ton. |
POKROL - Warga Badung, Bali, mengawali hari pertama di tahun 2021 pada hari Jumat dengan melakukan aksi bersih pantai di kawasan Pantai Kuta. Pada akhir tahun sampah laut di pantai terkenal ini bisa mencapai 30 ton.
Setelah dibersihkan, sampah laut tersebut kemudian dimuat ke truk dengan menggunakan tiga backhoe untuk diangkut ke lokasi TPA.
“Sebanyak 70 persen sampah laut adalah sampah plastik,” kata Kolonel Made Mahaparta dari Kodam Udayana.
Misi bersih-bersih tersebut dilakukan oleh aparat pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pramuka, aparat kepolisian, dan tentara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Badung I Wayan Puja mengatakan fenomena in merupakan masalah tahunan gunung sampah yang terapung di laut yang kemudian terdampar di Pantai Kuta.
Namun, volume sampah laut yang terbawa ke darat sedikit berkurang. Sampah yang berserakan terdiri dari kayu apung dan bambu apung, meskipun sebagian besar merupakan sampah plastik, katanya.
Artinya sampah tersebut berasal dari sampah pemukiman yang tidak tertangani dengan baik, ujarnya seraya menambahkan, saat musim hujan, sampah domestik terbuang ke sungai sebelum sampai ke laut.
Sampah laut yang sering terdampar di Pantai Kuta ini ditemukan tersebar di sepanjang garis pantai sepanjang 15 km, ujarnya.
Sampah laut yang sebagian besar terdiri dari sampah plastik menjadi masalah serius bagi pantai dan laut Pulau Dewata Bali.
Pada Februari 2016, Pantai Kuta, misalnya, mendapat sorotan media lokal dan global karena beragam sampah yang terdampar di pantai populer ini.
Gambar kotornya Pantai Kuta dipublikasikan oleh beberapa media cetak dan elektronik, termasuk "theconversation.com", yang menggunakan foto tersebut untuk artikel yang ditulis oleh Thomas Wright, seorang mahasiswa PhD dari Universitas Queensland Australia, tertanggal 5/9/2017.
Wright mencontohkan, Indonesia tercatat sebagai salah satu kontributor utama pencemaran plastik laut di dunia karena sungai dan aliran sungai yang tercemar yang mendistribusikan sekitar 200 ribu ton plastik ke laut setiap tahunnya.
Dua tahun setelah sampah plastik dalam jumlah besar terdampar di pantai Kuta, masalah yang sama kembali menarik perhatian media global. Pada Maret 2018, portal berita The Guardian menerbitkan cerita tentang pengalaman menyelam Rich Horner di Pulau Bali.
Penyelam asal Inggris itu melihat banyak sekali sampah yang mengapung di laut Bali dan kemudian merekamnya. Videonya kemudian disiarkan di akun media sosial dan YouTube miliknya. (Ant)
well, i have been told that there is alot of garbage/plastic etc. Around kuta beach. Is that still on going. Would I be better off go somewhere else?
BalasHapus