Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. Jakarta ( POKROL ) - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso...
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. |
Jakarta (POKROL) - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyoroti kehadiran 2.100 perusahaan rintisan di Indonesia.
“Hingga September 2021, ada tujuh unicorn dan dua decacorn. Tumbuhnya inovasi ini tidak lepas dari kebijakan otoritas yang mendorong hadirnya digitalisasi,” kata Santoso dalam acara Virtual Innovation Day OJK 2021 yang dipantau online di Jakarta, Senin.
OJK terus mendorong penyedia jasa keuangan di Indonesia untuk tetap relevan dan responsif terhadap perkembangan teknologi, tegasnya.
“Dengan demikian, mereka dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membimbing masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan yang sering disebut sebagai fintech,” katanya.
OJK terus menjalin kerja sama dengan otoritas regulator sektor keuangan di negara lain, sehingga memiliki langkah kebijakan yang sama terkait digitalisasi di sektor ini, tegasnya.
Di tengah pandemi COVID-19 yang mendorong digitalisasi di berbagai sektor, termasuk keuangan, OJK akan terus merumuskan kebijakan untuk mempercepat implementasi transformasi digital.
Kebijakan ini akan fokus pada dua aspek
“Pertama, mendukung pemanfaatan teknologi digital di sektor jasa keuangan untuk memberikan layanan produk yang murah dan kompetitif kepada masyarakat karena persaingan kita global, dan tidak ada batasan ruang dan waktu,” tegas Santoso.
Lebih lanjut, OJK akan terus memberikan kemudahan dan memperluas jangkauan financial technology kepada masyarakat yang tidak dapat mengakses layanan perbankan.
“OJK juga mendorong pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) untuk masuk ke ekosistem digital,” tegasnya.
Pemerintah Indonesia berupaya mengoptimalkan produktivitas ekonomi digital yang diproyeksikan tumbuh sekitar 23 persen, atau setara dengan US$ 124 miliar, pada tahun 2025, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate sebelumnya.
“Melalui optimalisasi produktivitas yang didorong transformasi digital, PDB nasional diperkirakan meningkat satu persen pada 2024. Sementara itu, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 juga diperkirakan tumbuh hingga 23 persen, yakni sekitar US$ 124 miliar. atau setara dengan Rp1.781 triliun," kata Menteri Plate saat rapat kerja dengan Komite I Dewan Perwakilan Daerah, Rabu.
Ekonomi digital Indonesia senilai US$44 miliar tahun lalu, berkontribusi sekitar empat persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Ekonomi digital Indonesia menyumbang hampir 42 persen dari total nilai ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara, kata Plate.
Kontribusi besar ini didorong oleh kekuatan demografi digital Indonesia yang mencapai 202,6 juta orang atau 73,7 persen dari total populasi pada Januari 2021.
“Kami yakin ini akan menjadi salah satu faktor pendorong pergerakan positif pertumbuhan ekonomi nasional ke depan,” ujarnya. (Ant)
Tidak ada komentar
Thank you for your kind comment, we really appreciate it.