Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Jakarta ( POKROL ) - Perusahaan energi Indonesia PT Pertamina (Persero) menyatakan ingin menjadi ...
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. |
Jakarta (POKROL) - Perusahaan energi Indonesia PT Pertamina (Persero) menyatakan ingin menjadi pemain energi berbasis keberlanjutan kelas dunia melalui penerapan program-program Environmental, Social & Governance (ESG).
Perusahaan menjalankan beberapa program Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) yang diarahkan pada keberlanjutan, demikian keterangan tertulis yang dikeluarkan Direktur Utama dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, yang diterima di Jakarta, Selasa 31 Desember 2021.
Badan Usaha Milik Negara itu akan mendukung upaya negara untuk mencapai target dekarbonisasi 29 persen sebelum 2030, dimulai dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, katanya.
“Efisiensi operasional kami di fasilitas kilang dan hulu, pemanfaatan gas suar, pemanfaatan limbah panas, dan peningkatan pemanfaatan energi panas bumi, semuanya berkontribusi besar terhadap penurunan emisi,” tambahnya.
Sebagai bagian dari tujuan lingkungan, Pertamina telah mengurangi konsumsi dan intensitas energinya, sehingga mengurangi jejak karbonnya, kata Widyawati seraya menambahkan, perusahaan telah memangkas emisinya sebesar 27 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Pertamina — sebagai perusahaan Indonesia terbesar yang bergerak terutama di sektor minyak, gas bumi, dan energi terbarukan — memainkan peran penting sebagai penjaga ketahanan energi bangsa, dan berbagai kegiatannya mempengaruhi kehidupan jutaan orang di negara ini , dia mengamati.
Oleh karena itu, perusahaan juga berupaya untuk menyelaraskan kembali strategi bisnisnya dengan fokus yang lebih besar pada keberlanjutan, katanya.
Strategi keberlanjutan Pertamina telah diterjemahkan ke dalam 10 fokus keberlanjutan yang masing-masing selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan memiliki target utama, jelasnya.
10 fokus keberlanjutan adalah menangani perubahan iklim; mengurangi jejak lingkungan; melindungi keanekaragaman hayati, kesehatan, dan keselamatan; mencegah kecelakaan besar; merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan; melakukan inovasi dan penelitian; keterlibatan dan dampak masyarakat; mempraktikkan keamanan siber; dan etika perusahaan, jelasnya.
Apalagi, dalam transisi ke penggunaan energi bersih yang lebih besar, perusahaan telah mengarahkan perhatiannya pada pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi serta berbasis air dan berbasis matahari, ungkap Widyawati.
“Kami akan terus mendukung transisi energi Indonesia dengan mengadopsi strategi bisnis ramah iklim seperti menyelaraskan bauran energi kami untuk memasukkan 17 persen energi terbarukan pada tahun 2030, dan menyediakan energi bersih untuk negara di masa depan,” tegasnya.
Dari sisi tanggung jawab sosial, perusahaan terus memperketat dan meningkatkan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja, ujarnya.
Selanjutnya, untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, perusahaan telah menginisiasi 'New Pertamina Clean Charter', sebagai bagian dari sistem manajemen anti-suap, tambahnya.(dtk)
Tidak ada komentar
Thank you for your kind comment, we really appreciate it.