Rapat Kerja Nasional Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) di Semarang Jawa Tengah, 10-12 November 2022. ( dok: GPM ) POKROL.com , Jakarta - Ir. ...
Rapat Kerja Nasional Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) di Semarang Jawa Tengah, 10-12 November 2022. (dok: GPM) |
POKROL.com, Jakarta - Ir. Izedrik Emir Moeis terpilih sebagai Ketua Umum DPP Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) dalam gelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Semarang, Jawa Tengah, pada 11 November 2022.
Emir Moeis didampingi Willem Tutuarima sebagai Ketua Dewan Pembina DPP GPM hingga dilaksanakan kongres GPM berikutnya.
Selain melengkapi kepengurusan DPP dan mempersiapkan kongres GPM, tugas pengurus adalah melakukan konsolidasi keanggotaan organisasi GPM seluruh Indonesia.
Setelah hampir sebulan kepengurusan terbentuk, Emir Moeis memberi pada keterangan wartawan terkait perkembangan GPM sekarang dan harapan ke depannya.
Emir Moeis menjelaskan ada masalah mendasar yang secara eksternal tidak kelihatan, tapi di internal terjadi banyak simpang-siur, ketidak kesepahaman, ketidak sepakatan, dan pengurus mencari jalan sendiri-sendiri, ini akan dibenahi.
Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Ir. Izedrik Emir Moeis, M.Sc., memberikan keterangan pers. (dok: GPM) |
“Kita tidak ingin ini jadi konflik, kita selesaikan bersama dengan kesepakatan dan mufakat. Terbentuknya DPP pra kongres ini untuk membenahi hal-hal tersebut hingga terselenggara rakernas mendatang,” ungkap Emir.
“Dalam rakernas di Semarang kemarin halangan terbesar GPM bisa dilewati, sekarang tinggal membuat aturan-aturannya. Dari sini bergerak mempersiapkan organisasi di DPC kabupaten/kota dan DPD provinsi,” tambah Emir.
Emir melihat, sekarang ini pemahaman atau kesadaran akan marhaenisme sangat tipis, GPM anggota dan pengurusnya tua-tua, sedikit banget yang muda, ia ingin gelora marhaenisme sampai ke anak muda/milenial.
“Kalau ada anak-anak muda 20-40 bagus sekali, kita sedang mencoba, kita mulai pendidikan kader marhaenisme,” kata Emir.
Pengurus GPM ingin melihat kembali anak-anak muda yang mengusung jargon-jargon nasionalisme, mengimbangi anak-anak muda yang banyak mengusung jargon agama.
GPM ingin memperbanyak pendidikan kader marhaenisme. Dengan modal ideologi yang kuat mereka akan dapat memperkuat partai politik yang dimasukinya.
Emir menambahkan, marhaenisme sebagai gagasan tidak terkait dengan partai politik tertentu, ia bisa tumbuh dan berkembang di semua partai. (af-03)
Tidak ada komentar
Thank you for your kind comment, we really appreciate it.